Rekor Muri Bengkulu



Kita ketahui dahulu sejarah MURI. Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) didirikan pada tanggal 27 Januari 1990 di kawasan perindustrian Jamu Jago, Srondol, Semarang Selatan. Berdirinya MURI diresmikan oleh dua Menteri Koordinator Republik Indonesia, Menko Kesra Soepardjo Roestam dan Menko Polkam Soedomo. Tak hanya itu, peresmian MURI juga disaksikan oleh Ketua PMI, Ibnu Sutowo dan Gubernur Jawa Tengah, Ismail.

Jaya Suprana memprakarsai berdirinya Museum Rekor Indonesia, yang sekarang dikenal dengan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) di Semarang. MURI ia dirikan demi menegakkan pilar-pilar kebanggaan nasional bangsa Indonesia agar bangsa Indonesia mampu dan mau menghargai karsa dan karya bukan bangsa asing, namun bangsa Indonesia. Pada tahun 2014, MURI membuka Galeri di Mall of Indonesia yang khusus menampilkan rekor-rekor dunia.

Dan tahun ini 2017 bertepatan dengan HUT Provinsi Bengkulu ke-49 tahun 2017 ini akan memecahkan rekor muri, penabuh dol terbanyak. Dimana dalam pemecahan rekor tersebut akan melibatkan 500 penabuh dol, dari 49 sanggar seni di Bengkulu. Acara yang dikemas dalam Festival Pesisir Pantai Panjang akan dihelat pada 16 November 2017. Selain itu, pemecahan rekor tersebut nantinya akan ditabuh selama sekira 15 menit. Salah satu Panitia festival Pesisir Pantai Panjang, Rita Yuniarti mengatakan, pemecahan rekor Muri tabuh dol nantinya akan dihadiri Menteri Pariwisata RI Arief Yahya.

Sebanyak 500 Dol yang merupakan salah satu alat musik tradisional Bengkulu dan ditampilkan dalam Bengkulu Expo berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Menariknya, dalam kegiatan yang digelar pada Kamis (16/11) itu Plt Gubernur Bengkulu Bapak  Rohidin  meminta agar masyarakat turut menjaga dan memelihara kesenian dan kebudayaan asal daerah.

“Pemukulan dol kali ini yang terbanyak dan terpanjang, sehingga berhasil memecahkan rekor Muri. Tapi, terpenting dari itu semua, bagaimana dol bahkan bentuk kesenian lainnya yang merupakan asal daerah kita ini tetap terjaga dan terpelihara dengan baik,” harap Rohidin.

Apalagi, lanjut Rohidin, alat musik tradisional dol ini merupakan salah satu aset daerah, yang sudah dikenal bukan hanya tingkat nasional tetapi juga dunia.
“Makanya saya berharap seluruh masyarakat dapat turut menjaga dan memelihara aset ini. Karena aset berupa dol sudah tampil diberbagai event besar,” kata Rohidin.

Menurutnya, keberadaan dol sejauh ini sudah menjadi simbol yang membanggakan daerah dari bidang seni budaya. Hendaknya juga dapat menjadi pemicu tumbuhnya kesenian-kesenian lain yang ada di Bengkulu. Musik Bengkulu.

“Daerah kita ini banyak seni budaya, tapi belum terlalu wah. Jadi momen seperti ini bisa ditumbuhkan lagi,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar